loading...
loading...
Presiden minta pendidikan SD didominasi pembangunan karakter
WARTAPGRI - Selamat Pagi sahabat pembaca Wartapgri.com pada
kesempatan ini Saya ingin mengutip sedikit kalimat yang terucap dari Pak
Presiden Joko Widodo yang berbunyi "Komitmen kita sekarang adalah
keterbukaan dan kompetisi, tidak usah
takut, kita harus yakin bisa bersaing dengan siapapun, yang kurang harus
dibenahi"
Den Haag (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghimbau agar
pendidikan tingkat sekolah dasar (SD) di Tanah Air lebih ditekankan pada
pembangunan karakter pada peserta didik.
"Saya sudah sampaikan agar pendidikan SD digeser menjadi 60-70 persen pada pembangunan karakter, etika dan lainnya, ini perlu persiapan yang matang," kata Jokowi dalam pertemuannya dengan masyarakat Indonesia di Belanda, Kamis (21/4) malam waktu setempat atau Jumat dini hari WIB.
Presiden menyebutkan, saat ini pada anak-anak (khususnya anak SD) tidak muncul karakter sebagai ciri bangsa Indonesia karena memang tidak diberikan di sekolah.
"Saya belum mau bicara yang ini dulu karena saya ingin itu betul-betul disiapkan supaya nanti benar-benar dapat mengubah mental kita," kata Presiden Jokowi dalam acara yang berlangsung di Hotel Grand Amrath Kurhaus Den Haag.
Iapun menyebutkan saat ini kemungkinan anak-anak belajarnya lebih banyak dari gadget yang tidak mengandung pendidikan karakter.
Presiden mencontohkan dengan pendidikan karakter yang diterapkan di Singapura yang mungkin bisa dipelajari. "Di sana kalau anak-anak ditanya mau ke mana, mereka jawabanya akan sama, kalau di kita ada yang bilang ke utara, selatan dan lainnnya," katanya.
Menurut Jokowi, pembangunan SDM tidak hanya mengejar agar anak menjadi pintar saja namun mereka juga harus mempunyai budi pekerti yang baik sehingga ada diferensiasi dengan bangsa lain sebagai karakter bangsa.
Hadir pula dalam kesempatan itu Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menlu Retno Marsudi, Kepala BKPM Franky Sibarani dan Dubes RI untuk Belanda I Gusti Wekasa Puja.
Dalam kesempatan itu pula Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa perubahan pada satu negara akan berdampak pula pada negara lain.
"Tahun lalu kita terkena pengaruh kondisi Yunani, kemudian depresiasi yuan. Setiap saat berubah dan itu bisa juga memengaruhi kita karena dunia sekarang tanpa batas," katanya.
Jokowi menyebutkan pada tahun 2015 Indonesia sudah masuk MEA dan saat ini sedang diproses rencana pembentukan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh (CEPA) antara Indonesia dengan Uni Eropa.
Presiden menyebutkan saat ini Indonesia berada dalam perubahan yang cepat sekali namun ia yakin bangsa ini bisa menghadapinya.
"Komitmen kita sekarang adalah keterbukaan serta kompetisi, tidak usah takut, kita harus yakin bisa bersaing dengan siapapun, yang kurang harus dibenahi," katanya.
Menurut dia, untuk mengejar itu ada dua hal pokok yang harus dilakukan yaitu melakukan deregulasi besar-besaran serta mempercepat pembangunan infrastruktur.
Sementara itu Dubes RI untuk Belanda I Gusti Wekasa Puja mengatakan bahwa jumlah warga Indonesia di negara tersebut mencapai sekitar 15.000 orang. "Yang hadir hari ini sekitar 500 orang," katanya.
"Saya sudah sampaikan agar pendidikan SD digeser menjadi 60-70 persen pada pembangunan karakter, etika dan lainnya, ini perlu persiapan yang matang," kata Jokowi dalam pertemuannya dengan masyarakat Indonesia di Belanda, Kamis (21/4) malam waktu setempat atau Jumat dini hari WIB.
Presiden menyebutkan, saat ini pada anak-anak (khususnya anak SD) tidak muncul karakter sebagai ciri bangsa Indonesia karena memang tidak diberikan di sekolah.
"Saya belum mau bicara yang ini dulu karena saya ingin itu betul-betul disiapkan supaya nanti benar-benar dapat mengubah mental kita," kata Presiden Jokowi dalam acara yang berlangsung di Hotel Grand Amrath Kurhaus Den Haag.
Iapun menyebutkan saat ini kemungkinan anak-anak belajarnya lebih banyak dari gadget yang tidak mengandung pendidikan karakter.
Presiden mencontohkan dengan pendidikan karakter yang diterapkan di Singapura yang mungkin bisa dipelajari. "Di sana kalau anak-anak ditanya mau ke mana, mereka jawabanya akan sama, kalau di kita ada yang bilang ke utara, selatan dan lainnnya," katanya.
Menurut Jokowi, pembangunan SDM tidak hanya mengejar agar anak menjadi pintar saja namun mereka juga harus mempunyai budi pekerti yang baik sehingga ada diferensiasi dengan bangsa lain sebagai karakter bangsa.
Hadir pula dalam kesempatan itu Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menlu Retno Marsudi, Kepala BKPM Franky Sibarani dan Dubes RI untuk Belanda I Gusti Wekasa Puja.
Dalam kesempatan itu pula Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa perubahan pada satu negara akan berdampak pula pada negara lain.
"Tahun lalu kita terkena pengaruh kondisi Yunani, kemudian depresiasi yuan. Setiap saat berubah dan itu bisa juga memengaruhi kita karena dunia sekarang tanpa batas," katanya.
Jokowi menyebutkan pada tahun 2015 Indonesia sudah masuk MEA dan saat ini sedang diproses rencana pembentukan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh (CEPA) antara Indonesia dengan Uni Eropa.
Presiden menyebutkan saat ini Indonesia berada dalam perubahan yang cepat sekali namun ia yakin bangsa ini bisa menghadapinya.
"Komitmen kita sekarang adalah keterbukaan serta kompetisi, tidak usah takut, kita harus yakin bisa bersaing dengan siapapun, yang kurang harus dibenahi," katanya.
Menurut dia, untuk mengejar itu ada dua hal pokok yang harus dilakukan yaitu melakukan deregulasi besar-besaran serta mempercepat pembangunan infrastruktur.
Sementara itu Dubes RI untuk Belanda I Gusti Wekasa Puja mengatakan bahwa jumlah warga Indonesia di negara tersebut mencapai sekitar 15.000 orang. "Yang hadir hari ini sekitar 500 orang," katanya.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Sumber : http://www.antaranews.com
loading...
0 Response to "Sekolah Dasar Diminta Terapkan Pembangunan Karakter Pada Peserta Didik"
Posting Komentar