ASTAGA !!! INILAH DAMPAK APABILA MEMAKSAKAN ANAK MASUK SEKOLAH SEBELUM BERUSIA 7 TAHUN

loading...

loading...

WARTAPGRI - Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Semoga informasi ini dapat memberikan manfaat bagi sahabat semuanya. Silahkan di baca informasi selengkapnya!

Saat ini banyak SD (sekolah dasar) yang memberi syarat usia minimal 7 tahun untuk calon peserta didik. Hal ini mungkin menjadi sebuah masalah tersendiri bagi orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya yang belum genap usia 7 tahun.

"Sistem pendidikan di SD dan TK (taman kanak-kanak) berbeda. Jika anak masih TK mereka masih bebas untuk tidak masuk atau tidak terbebani oleh tugas di sekolah, sedangkan anak SD sudah harus tanggung jawab dengan tugas, ulangan, dan pelajaran yang harus diikuti," kata Maria Limyati MPsi, dosen Universitas Sanata Daharma, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Maka dari itu, Maria menyarankan supaya orang tua tidak memaksakan anak yang berusia kurang dari 7 tahun untuk bersekolah. Hal ini karena usia 7 tahun dianggap sudah matang secara emosional, motorik, kognitif, dan lebih siap saat memasuki lingkungan baru mereka. 

"Jadi kalau menurut tahapan perkembangan, usia 7 tahun itu termasuk ke tahap school child (middle childhood). Sedangkan pada usia 3-6 tahun itu early childhood. Kenapa dibedakan? Karena banyak kemampuan yang berkembang secara berbeda tiap tahapan usia walaupun memang ada juga anak yang berkembang lebih cepat dibandingkan dengan usia seharusnya," tutur wanita yang juga sebagai Education & Counselling Coordinator di Sekolah Musik Indonesia saat dihubungi detikHealth.

Lalu bagaimana orang tua yang tetap memaksakan anak untuk bersekolah di usia yang belum cukup? Maria berpendapat bahwa anak bisa saja akan merasa tidak nyaman sehingga dapat mengganggu pelajaran di sekolah.

"Butuh kematangan untuk menyekolahkan anak dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti kognitif, sosial emosi, serta fisik-motorik. Bisa saja anak terlihat menonjol dalam aspek kognitif, namun secara emosial masih berubah-ubah, task emosional belum bagus, tanggung jawab kurang, atau kemandirian belum mumpuni," lanjut Maria. 

Walaupun begitu, perempuan lulusan Universitas Indonesia ini juga mengaku ada beberapa anak yang aspek-aspek tersebut berkembang seimbang saat usia dini. 

"Tapi itu nggak banyak ya. Kembali lagi, tiap anak itu memang memiliki perkembangan beda-beda walaupun usia sama," 

Sumber : http://www.infopgri.tk/

Demikian informasi ini kami berikan untuk anda. Silahkan dibagikan...
Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di www.wartapgri.com untuk mengupdate segala informasi anda seputar Guru, ASN/PNS, CPNS, info Honorer, dll. Kami senantiasa memberikan berita terbaru, terhangat, terpopuler, dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber. Terima Kasih atas kunjungan anda, Wassalamualaikum Wr. Wb.

loading...

Tweet